Kamis, 10 September 2020

Mengenal Sosok “GEORGE OBOS” [Pahlawan/Sejarah]

 


I. Pendahuluan
Sampai saat ini banyak masyarakat Provinsi Kalimantan Tengah, khususnya Kota Palangka Raya yang belum tahu asal usul penamaan Jalan G. Obos.
Jalan G. Obos di Kota Palangka Raya ada karena untuk mengenang salah satu Pahlawan Perintis Kemerdekaan, yang kalau tidak singkat menjadi George Obos, namun untuk penulisan namanya masih salah. menurut Buku Sejarah Palangka Raya, Penulisan dan pelafalan nama yg benar berdasarkan sumber pustaka adalah George Obus, beliau lahir Hari Rabu, tanggal 24 Desember 1902. Lahir di Kasongan Kabupaten Katingan yang di sebut dalam bahasa Dayak Kuno "Tewang Sangalang Garing".
Menurut Teddy Toeweh, yang merupakan keturunan dari G.Obos, nama asli kakeknya yang benar adalah George Obus Umar. Kata Umar diambilkan dari nama ayahnya, yaitu Heine Umar. Saat penjajahan Belanda, kata Umar dihilangkan.
“Tidak dicantumkannya nama Umar karena untuk melindungi keluarganya dari buruan penjajah. Sebab nama keluarganya di Kalimantan banyak yang memakai kata Umar. Takutnya keluarganya ikut ditangkap, makanya supaya keluarganya tetap aman, maka kata Umar dalam nama G Obus tidak dicantumkan,” tutur Teddy Toeweh saat diskusi Jejak G. Obos, beberapa waktu lalu.

Pada tahun 1926 G.Obus lulus dari Zeevaart School (Sekolah Pelayaran) di Surabaya. Dan juga menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Tinggi Bahasa Jepang (Koto Nipponggo Gakko) di Surabaya. Pada masa itu mulai timbul pergerakan kebangkitan Asia dengan munculnya kesadaran untuk berorganisasi.

II. Perjuangan Sebelum Kemerdekaan
Kesadaran berorganisasi pun mulai menimbulkan ide bagi para pemuda Kalimantan (Borneo) yg berada di Jawa. Maka tanggal 21 Mei 1926 berdiri organisasi Pemuda Borneo di Surabaya dan menunjuk George Obus sebagai Komisaris untuk wilayah Kalimantan Selatan (Borneo Selatan - pada saat ini menjadi Kalsel dan Kalteng). Dalam gerakan kepemudaan, G. Obus (berdarah Dayak) bersama Masri (berdarah Banjar) menjadi wakil Persatuan Pemuda Borneo yg berkedudukan di Surabaya , dalam kongres Pemuda 1928. Yg terkenal menghasilkan "Soempah Pemoeda."
Pada tanggal 8 Juni 1929 di Surabaya berdiri Partai Politik dgn nama Partai Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) , yg di ketuai oleh Dr. Soetomo. Dlm susunan kepengurusan PBI , G.Obus duduk dalam pengurus inti . Setelah 6 tahun PBI di bentuk dilakukan musyawarah besar bersama Boedi Oetomo dan Pengurus Besar PBI di Surakarta. Dalam musyawarah ini menghasilkan kesepakatan untuk bergabung, kemudian membentuk Partai Indonesia Raya (PARINDRA) . Dlm PARINDRA ini G.Obus menjadi satu Pengurus.

Pada bulan Juni 1944, organisasi Pemuda Kalimantan (Borneo) yg dipelopori G. Obus bersama pengurus lain seperti Gusti Mayur, H. Abdulgamasir, H. Mugeni Tayib, mengadakan pertemuan menyusun strategi mempersiapkan perlawanan thdp pendudukan Jepang. Seiring kekalahan Jepang thdp sekutu, pd tgl 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia menyatakan Kemerdekaannya.

III. Perjuangan Merpertahankan Kemerdekaan
Bulan September 1945, G. Obus terpilih sebagai ketua Badan Oesaha Gobernur Boerneo (BPOG). BPOG bersama PRIK (Pemuda Republik Indonesia Kalimantan) menyusun rencana untuk mengirimkan ekspedisi ke Kalimantan dgn menggunakan Kapal Laut, maka G. Obus selaku ketua BPOG di dampingi Gusti Mayur berangkat ke Bandung menghadap Gubernur Kalimantan Selatan, Ir. P.M. Noor. Kemudian mereka kembali ke Surabaya, dimana suasana mulai kacau dan siap tempur melawan tentara Jepang.

Tanggal 19 September 1945 Terjadi peristiwa Hotel Oranye (Hotel Yamato - Surabaya). Peristiwa bermula ketika sekelompok orang Belanda yang dipimpin Mr. Pluegman mengibarkan bendera Merah Putih Biru di puncak sebelah kanan hotel. Para pejuang Indonesia melakukan perobekan warna biru pada bendera Belanda, yang berwarna merah, putih dan biru, dengan demikian bendera itu menjadi merah putih yaitu bendera Republik Indonesia. Insiden bendera itu juga mengakibatkan terbunuhnya Mr. Pluegman. Para pejuang Kalimantan yg tergabung dlm PRIK dan BPOG juga melakukan penyerangan thd markas-markas tentara Jepang dan gedung Kenpeitai. Merampas senjata dalam jumlah yg banyak.

Kedatangan Sekutu dan NICA di Surabaya yg dimulai dr September sampai November 1945. Disambut dgn pertempuran di beberapa front , dimana anggota Pemuda Kalimantan (Borneo) yg tergabung dalam PRIK dan BPOG ikut dalam pertempuran tersebut. Selain itu BPOG juga sibuk melakukan mengirimkan ekspedisi ke Kalimantan dgn Kapal bernama "Merdeka" , walaupun kapal "Merdeka" rusak ditembaki tentara Sekutu , tp pengiriman ekspedisi ke Kalimantan masih dilakukan dgn menggunakan Kapal Layar. Pada pertempuran 10 November 1945 di Kota Surabaya , G. Obus ikut berjuang mempertahankan front Utara (daerah Pelabuhan sekarang ). Pada akhir Desember 1945, BPOG dibubarkan dan dibentuklah Ikatan Pejuang Kalimantan (IPK).

Pada tanggal 4 April 1946 Staf Pimpinan ALRI Divisi IV Kalimantan dilantik di Mojokerto :

- Komandan : Letnan Kolonel Djakaria Makdun
- Kepala Staf : Mayor Firmansjah
- Kepala Keuangan Merangkap S.O.I. MB ALRI : Mayor George Obus
- Kepala Staf I : Letnan I A. Zaidi
- Kepala Ketentaraan : Kapten Anang Pieter
- Keuangan : Letnan I Achmad Sarwani
- Tata Usaha : Letnan I H. Sirat
- Penghubung Divisi Dengan MB ALRI : Kapten Beyk
- Wakil Tata Usaha : Letnan II Gusti Anawar
- Perlengkapan : Letnan II Darmansjah

Markas Besar ALRI Divisi IV Kalimantan di Mojokerto, kemudian membagi daerah Kalimantan atas 3 daerah ALRI, yaitu Divisi IV pertahanan A untuk daerah Kalimantan Selatan (termasuk Kalteng sekarang), ALRI Divisi IV B di daerah Kalimantan Barat, ALRI Divisi IV C di daerah Kalimantan Timur.

G. Obus dgn Pangkat Letnan Kolonel Angkatan Laut RI (ALRI) ditugaskan menjadi staf ALRI divisi IV bagian Intelejen merangkap Staf IV/Intelijen Mabes TNI-AD sampai thn 1951. Pada thn 1951 G. Obus Diangkat menjadi anggota KNIP berdasarkan keputusan Presiden RI no 38 thn 1951 dgn domisili Yogyakarta.

Tugas G. Obus dlm KNIP adalah melakukan pendekatan kpd Pemerintah Negara Federasi RIS di Kalimantan yaitu : Dewan Dayak Besar , Federasi Kalimantan Timur , Dewan Daerah Banjar, Federasi Kalimantan Tenggara dan Daerah Istimewa Kalimantan Barat untuk bergabung kembali ke RI. Dlm tugasnya 4 Negara Federasi RIS menyatakan siap bergabung , kecuali Daerah Istimewa Kalimantan Barat.

IV. Di Kalimantan
Pada tanggal 29 Juni 1950 ditandai dgn keputusan Menteri Dalam Negeri No : C.17/15/3 ttg pembentukan Daerah yg berhak mengatur rumah tangganya sendiri maka ditetapkanlah G. Obus sbg Bupati Kepala Daerah Kabupaten Barito Utara masa bakti 1951-1954 (kemudian tgl ini menjadi hari jadi Kabupaten Barito Utara ).

Berdasarkan ketentuan ketentuan UU Darurat no. 3 thn 1953 thn 1953. Lembaran negara No.9 tahn 1953 , Tambahan lembaran Negara No. 352, maka kabupaten Kapuas yg meliputi Kawedanan-kawedanan Kapuas , Kahayan dan Dayak Hulu sebagaimana Keputusan Menteri Dalam Negeri No C17/15/3 jo.- No Pem 20/1/147 - Jo Keputusan Menteri Dalam Negeri tgl 8 September 1951 No Pem 20/6/10 . Sehubungan dgn ini maka G. Obus diangkat menjadi Bupati Kepala Daerah Kabupaten Kapuas. Masa bakti 1956-1958 menggantikan R. Badrus Sapari.

Bulan Desember 1953 sebuah delegasi tokoh-tokoh DAYAK yg dipimpin oleh bupati Barito , George Obus melakukan pertemuan dgn C. Simbar. Sebuah kesepakatan telah tercapai, sebab hari berikutnya CHRISTIAN SIMBAR menyerah dengan 129 pengikutnya (Indonesia Berdjuang 05-12-1953,06-12-1953).

V. Pembentukan Provinsi Kalteng
Keinginan Pembentukan Propinsi Otonom Kalimantan Tengah yang meliputi 3 kabupaten yaitu Kapuas, Barito dan Kotawaringin, akhirnya disetujui oleh pemerintah RI. Pada tanggal 28 Desember 1956 Menteri Dalam Negeri mengeluarkan keputusan nomor U.P.34/41/24 yang antara lain menyatakan terbentuknya Kantor Persiapan Pembentukan Provinsi Kalimantan Tengah yang berkedudukan langsung dibawah Kementrian Dalam Negeri. Kantor persiapan tersebut untuk sementara ditempatkan di Banjarmasin serta ditunjuk 21 orang personil sebagai pelaksana dan sementara berkantor di kantor gubernur Kalimantan.

Gubernur RTA Milono ditunjuk sebagai Gubernur Pembentuk Propinsi Kalimantan Tengah. Pelaksana tugas-tugas yang menyangkut urusan Pemerintah Pusat ,bertanggung jawab langsung kepada Menteri Dalam Negeri sedang urusan Daerah Otonom, bertanggung jawab kepada Gubernur Kepala Daerah Kalimantan Selatan. Selanjutnya Tjilik Riwut (pada waktu menjabat sebagai Residen pada Kementerian Dalam Negeri) dan George Obus Bupati Kepala Daerah Kapuas, ditugaskan membantu Gubernur Pembentuk provinsi Kalimantan Tengah di Banjarmasin, sekaligus Bupati G.Obus diangkat sebagai Kepala Kantor Persiapan Kalimantan Tengah. Drs F.A.D Patianom ditunjuk sebagai Sekretaris Kantor Persiapan Pembentukan Propinsi Kalimantan Tengah. Residen Tjilik Riwut dan Bupati G Obus membantu Gubernur RTA Milono agar pembentukan propinsi Otonom Kalimantan Tengah dapat terlaksana dalam waktu secepatnya.

Gubernur Pembentuk Propinsi Kalimantan Tengah R.T.A. Milono selanjutnya mengambil suatu kebijaksanaan membentuk Panitia untuk merumuskan dan mencari dimana daerah atau tempat yang pantas/wajar untuk dijadikan Ibukota Propinsi Kalimantan Tengah. Panitia yang dibentuk pada tanggal 23 Januari 1957 terdiri dari :
a. Mahir Mahar, Ketua Kongres Rakyat kalimantan Tengah, sebagai Ketua merangkap Anggota.
b. Tjilik Riwut, Residen pada Kementerian dalam Negeri diperbantukan pada Gubernur Pembentuk Propinsi Kalimantan Tengah, sebagai Anggota.
c. G. Obus, Bupati Kepala Daerah diperbantukan pada Gubernur PembentukPropinsi Kalimantan Tengah, sebagai Anggota.
d. E. Kamis, Pensiunan Korps Pamong Praja/kiai (Wedana) dan Pimpinan PT Sampit Dayak di Sampit, sebagai Anggota.
e. C. Mihing, Pegawai/Pejabat pada Jawatan Penerangan Propinsi Kalimantan di Banjarmasin sebagai Sekretaris merangkap Anggota,dan sebagai Penasihat ahli adalah :
a. R. Moenasier, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Persiapan Propinsi Kalimantan Tengah.
b. Ir. D.A.W. van Der Pijl, Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Persiapan Propinsi Kalimantan Tengah/Kepala Bagian Gedung-gedung.
Yang kemudian memutuskan Pahandut (Palangka Raya sekarang, yang pada saat itu masuk wilayah Kabupaten Kapuas) menjadi Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah.

G.Obus ditunjuk sebagai Bupati Barito dan Bupati Kapuas 1956-1958
Pada tahun 1960-1967 George Obus menjadi anggota MPRS.

VI. Penutup
Pada Senin tanggal 19 April 1982 pukul 19.30 WIB , rakyat Kalimantan Tengah berduka, dengan wafatnya seorang putera terbaiknya. George Obus wafat di Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin karena menderita sakit, dimakamkan di komplek pekuburan Kristen, Pahandut, Kota Palangka Raya. Pada saat wafat , George Obus meninggalkan seorang Istri (Emilie Hillep), 9 anak ( 5 laki-laki dan 4 perempuan ), 37 Cucu dan 10 Cicit.

*Catatan : George Obus juga sering disapa dgn nama Bapa Ferdy .

VII Daftar Bintang Jasa
1. Bintang Gerilya
2. Satyalencana Perang Kemerdekaan I
3. Satyalencana Perang Kemerdekaan II
4. Satyalencana GOM I
5. Satyalencana GOM II
6. Satyalencana GOM IV
7. Satyalencana Penegakan Kemerdekaan RI

Selain itu, George Obus oleh Pemerintan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah , diabadikan namanya menjadi nama Jalan Besar di Kota Palangka Raya ( Jalan G. Obos )

SEKIAN

Daftar pustaka :

  • Buku "Sejarah Kota Palangkaraya" 2003
  • Buku "Dari DAS Sungai Katingan lahir pejuang dan Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia G. Obus" pengarang T.T. Suan
  • Buku "Sejarah Kabupaten Kapuas (Kalteng) : berdirinya kota Kuala Kapuas dan terbentuknya Kabupaten Kapuas"
  • Diskusi Jejak G Obos
  • Foto Dokumen IJTI Kalteng (Diskusi Jejak G Obos)
  • Folk Of Dayak


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Asal Usul Tana Malai Tolung Lingu

  Gunung Bondang adalah sebuah gunung yang terletak di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, Indonesia. Secara administratif mencangkup ...